Pelaku Bisnis Online: Bingung, Mau Jual Mahal Takut Pelanggan Lari

Pelaku Bisnis Online: Bingung, Mau Jual Mahal Takut Pelanggan Lari
Porter di Bandara Syamsudin Noor menunggu penumpang di depan terminal keberangkatan. Pendapatan mereka menurun sejak diberlakukannya bagasi berbayar. Foto: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

Mahalnya ongkir ini membuatnya tidak bersemangat menawarkan barang dagangan. Ia khawatir, permasalahan ongkir ini membuat para pelanggannya enggan berbelanja online lagi. “Nggak semangat juga mau jualan. Bingung, mau jual mahal nanti pelanggan pada lari,” katanya.

Sementara itu, salah seorang warga RT 06, Juata Kerikil hanya bisa mengelus dada dengan mahalnya ongkir ketika berbelanja online. Naira (27) sempat memesan baju dari Bandung. Namun begitu melihat ongkir mencapai Rp 90 ribu. “Mahal sekali ongkirnya, setengah harga baju. Harga bajunya Rp 145 ribu,” katanya.

Ia rutin setiap bulannya berbelanja online. Menurutnya berbelanja sudah menjadi kebutuhan perempuan. Termasuk belanja online. Ada beberapa poin yang didapatkannya dari berbelanja online ini.

Ia mengatakan, sudah sewajarnya zaman milenial memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada. Ini pun menandakan perkembangan zaman dari sebelumnya.

Selain lebih memudahkan dalam bertransaksi, juga banyak pilihan produk yang ditawarkan. Ya, inilah yang tidak ia dapatkan di Tarakan. Selain baju, biasanya ia sekaligus memesan produk lainnya.

“Kita sama-sama tahu, sekarang apa sih yang nggak bisa dipesan lewat online? Sekarang, mau makan tinggal pesan online sudah bisa diantar sampai depan rumah. Nah, kalau aku lebih suka belanja baju karena di online lebih banyak pilihannya,” bebernya.

Apalagi di momen seperti sekarang ini, tentu pekerja mendapatkan tunjangan hari raya (THR). Ia menganggap ini merupakan bonus untuk mencukupi kebutuhannya. Dalam kesempatan ini pun ia memesan barang online. “Ya nggak semua THR itu kita belanjakan buat online. Tapi pasti adalah buat belanja kan. Kebanyakan baju dan aksesori yang dibutuhkan perempuan,” tutupnya.

Sementara, beberapa hari jelang lebaran, aktivitas beberapa perusahaan jasa pengiriman di Kota Tarakan lebih sibuk dari hari biasa. Salah satu perusahaan yang cukup kewalahan dari aktivitas pengiriman adalah perusahaan jasa pengiriman Titipan Kilat (TIKI).

Bisnis online terpukul kebijakan penerapan bagasi berbayar serta naiknya biaya kargo cukup berdampak luas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News