Pelaku Industri Ritel: Kondisi Ekonomi Membaik Hanya Data

Pelaku Industri Ritel: Kondisi Ekonomi Membaik Hanya Data
Ilustrasi industri ritel. Foto: Kaltim Post

“Bisa dilihat sudah banyak supermarket dan hypermarket yang mulai mengurangi gerainya dan ada yang tutup beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, tren penurunan itu terjadi sejak 2014 ketika bisnis batu bara terpukul.

Selain itu, sejak menjamurnya retail waralaba nasional di titik-titik kota, retailer besar terutama lokal dipaksa bersaing.

Mereka juga harus melawan supermarket dan hypermarket. Pangsa pasar pun terbagi-bagi.

“Namanya usaha pasti ada persaingan. Namun, saat ini kondisi penjualan memang menurun. Faktor utamanya karena kondisi ekonomi belum membaik 100 persen,” ungkapnya.

General Store Manager Hypermart Balikpapan Trade Mall M Khadafi mengatakan, bisnis retail di Balikpapan tahun ini memang sulit.

“Lepas dari periode kuartal pertama dan kedua, masuk periode sisanya penjualan pasti menurun. Tahun lalu terjadi hal serupa. Sampai Idulfitri kami berhasil mencetak penjualan sangat bagus. Masuk periode kuartal III dan IV, pola belanja mulai turun,” terangnya.

Pemilik Yova Mart Jeffry Yova Cahyali juga mengakui pihaknya sekarang harus sering membuat promo.

Para pelaku industri ritel di Balikpapan, Kalimantan Timur, mengeluh karena penjualan mereka sulit bertumbuh seiring persaingan yang semakin ketat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News