Pelantikan Joe Biden - Kamala Harris Jadi Momentum Penguatan Hubungan Strategis Indonesia - Amerika

Pelantikan Joe Biden - Kamala Harris Jadi Momentum Penguatan Hubungan Strategis Indonesia - Amerika
Joe Biden (kiri) saat dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat di Front Barat Capitol AS di Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021). Foto: ANTARA /REUTERS/Kevin Lamarque/rwa.

jpnn.com, JAKARTA - Presiden dan Wakil Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden - Kamala Harris resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat pada Rabu (20/1) pagi Waktu AS atau Rabu malam WIB.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Christina Aryani, menilai momentum bersejarah ini bukan hanya untuk warga Amerika Serikat (AS) tetapi juga dunia internasional, dan tentu saja Indonesia.

Lebih lanjut, Aryani mengucapkan selamat kepada rakyat AS atas pelantikan presiden-wapres terpilihnya. Di tengah memanasnya suhu politik di Amerika Serikat, dirinya berharap estafet kepemimpinan berlangsung aman dan damai.

“Dalam proyeksi hubungan bilateral Indonesia-AS, pelantikan ini menjadi kesempatan untuk membangun penguatan hubungan maupun kemitraan yang lebih strategis antarkedua Negara,” ujar Aryani.

Aryani juga memberikan perhatian pada beberapa aspek yang disampaikan Joe Biden saat kampanye pilpres maupun saat pidato perdananya sebagai Presiden ke-46 AS. Di antaranya menyangkut janji kampanye Presiden Biden mendorong kenaikan upah minimum federal yang akan berdampak pada daya beli masyarakatnya yang menjadi peluang meningkatkan nilai ekspor kita ke AS.

Aryani memprediksi adanya perhatian khusus yang akan diberikan Presiden Biden terhadap Indonesia yang selain memiliki posisi dan peran strategis di jantung Indo Pasifik, juga merupakan negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia.

“Kami juga mendorong agar Kemenlu segera memulai proses agar Indonesia dapat kembali memiliki Dubes definitif di AS sehingga akselerasi hubungan kedua negara dapat segera dijalankan. Sebagaimana kita ketahui, posisi ini kosong pasca ditugaskannya Dubes Lutfi sebagai Menteri Perdagangan,” katanya.

Menurut Aryani, watak kepemimpinan inklusif yang selama ini dikampanyekan Biden-Haris menjadikan agenda besar demokrasi tetap menjadi kesempatan yang baik bagi kedua negara untuk membangun kerja sama ke depan.

Aryani memprediksi adanya perhatian khusus yang akan diberikan Presiden Biden terhadap Indonesia yang selain memiliki posisi dan peran strategis di jantung Indo Pasifik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News