Pelayanan Sepenuh Hati Mendukung Penyandang Disabilitas Intelektual Berprestasi

Pelayanan Sepenuh Hati Mendukung Penyandang Disabilitas Intelektual Berprestasi
Salah satu hasil karya, batik ciprat yang dihadirkan Creative Disabilities Gallery, pada peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2020. Foto: Kemensos RI.

"Karena mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan dirinya sehingga balai akan langsung menggali dan mengembangkan potensi keterampilan sebagai modal bekerja mereka ke depannya,” jelas Zaetuni.

Sebaliknya, lanjut Zaetuni, PM akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri di balai apabila orang tuanya kurang peduli.

“Dalam hal ini, mereka masih perlu diarahkan untuk melakukan hal-hal dasar karena cenderung belum bisa apa-apa," kata dia.

Setelah mahir dalam kelas keterampilan, PM Penyandang Disabilitas Intelektual akan menerima penguatan keterampilan di instalasi produksi dan mengikuti Praktik Belajar Kerja (PBK) di beberapa lokasi wirausaha seperti rumah makan, konveksi, sekolah, dan lain-lain.

“Jika hasil PBK-nya bagus dan pengusaha ingin PM melanjutkan pekerjaan di tempatnya, balai akan menginformasikan pengusaha mengenai karakter dan kondisi khusus PM sebagai Penyandang Disabilitas Intelektual yang tentunya tetap membutuhkan pengawasan serta tidak bisa disamakan dengan pekerja pada umumnya,” kata Zaetuni.

Mayoritas PM Penyandang Disabilitas Intelektual yang sudah terminasi dari balai mampu berdikari dengan pekerjaan yang mereka geluti.

Menurut Zaetuni, sebelum mengikuti rehabilitasi di BBRSPDI Kartini, Temanggung, para penyandang disabilitas intelektual tidak memiliki kegiatan apa pun.

Dia menambahkan, orang tua juga kerap bingung dalam memperlakukan mereka.

"Namun, setelah menerima pelayanan di balai, mereka mampu membuka mata banyak orang dengan segala potensi yang mereka miliki,” ujar Zaetuni.

Perkembangan pesat PM Penyandang Disabilitas Intelektual dalam mengembangkan keahliannya merupakan buah manis dari pelayanan sepenuh hati oleh petugas balai serta dukungan penuh orang tua dan lingkungan sekitar.

“Jika kebutuhan dasar PM sudah terpenuhi maka apa pun yang mereka kerjakan, hasilnya pasti akan bagus," kata Zaetuni.

Menurutnya, mereka membutuhkan dukungan orang-orang yang paham dengan hal yang diakukan.

"Sehingga antara balai orang tua maupun lingkungan sekitar harus bersinergi dalam memberikan dukungan dan pendampingan bagi mereka,” jelas Zaetuni.

Sejalan dengan tema peringatan HDI  2020 yang mengusung pembangunan kehidupan yang lebih baik secara inklusif, aksesibel serta berkelanjutan pasca pandemi Covid-19, Zaetuni berharap masyarakat memberikan kesempatan kepada seluruh penyandang disabilitas dalam menunjukkan kemampuan maupun karyanya.

Zaetuni percaya bahwa dengan layanan, pembimbingan, motivasi, serta pengawasan yang tepat, penyandang disabilitas akan tumbuh menjadi manusia-manusia mandiri seperti Aditya dan Sulistiani.

"Untuk ke depannya harus lebih menunjukkan dukungan dan kepedulian terhadap penyandang disabilitas agar pembangunan yang inklusif, aksesibel serta berkelanjutan dapat segera terwujud,” pungkas Zaetuni.

Sebagai informasi, masyarakat dapat mengunjungi pameran berbagai karya Penyandang Disabilitas secara daring di situs web creativedisabilitiesgallery.com yang dibuka pada 18 November 2020 sampai dengan 31 Desember 2020. (*/jpnn)





Simak! Video Pilihan Redaksi:

Creative Disabilities Gallery merupakan sebuah galeri virtual yang menampilkan hasil kreativitas karya penyandang disabilitas dalam rangka HDI 2020.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News