Pelindo Marine Service Incar Pasar VLCC di Selat Malaka

Induk perusahaan berencana menambah 15 kapal tunda. Rencananya, tahun ini dan tahun depan tujuh kapal didatangkan. Sisanya datang pada 2018.
’’Sebenarnya, potensi untuk menggarap pasar jasa pemanduan di East Bound terbuka. Karena itu, diperlukan dorongan dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan yang menjadi leading sector dari Indonesia dalam kegiatan tripartite technical expert group (TTEG, Red),’’ ungkap Wahyu.
TTEG tersebut merupakan forum sidang dari tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Dia meminta pemerintah bisa memanfaatkan forum sidang itu, terutama berinisiatif melakukan joint venture dengan kedua negara yang lain untuk mengelola alur tersebut dalam satu manajemen.
Bentuk joint venture bisa dibahas dalam TTEG. ’’Bagaimana juga 75 persen perairan di alur itu merupakan wilayah NKRI,’’ ucapnya.
Menurut Wahyu, keuntungan yang diperoleh negara dengan turut mengelola jasa di wilayah tersebut besar.
Dulu, rata-rata tarif pemanduan mencapai USD 10.000 tiap kunjungan. Kemudian, sejalan dengan adanya perang harga, tarif itu turun menjadi USD 3.500 tiap kunjungan.
’’Kalau tiap hari ada 600 kunjungan, pendapatan sehari bisa menyentuh USD 6 juta. Kalau hal itu bisa dimaksimalkan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor kelautan bisa meningkat,’’ tuturnya. (res/c5/sof)
SURABAYA – Jumlah kapal yang melewati Selat Malaka mencapai 600 unit tiap hari. Namun, seluruh jasa pemanduan di wilayah tersebut dikuasai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SLIK OJK Alat Bantu Bagi Bank, Bukan Penghambat Penyaluran Kredit
- PNM Mekaar Buka Peluang Akses Pembiayaan Bagi Banyak Keluarga di Berbagai Daerah
- Property Expo 2025 Resmi Digelar, Hadirkan Hunian Sesuai Kebutuhan Masyarakat
- Perkenalkan IT Leaders Indonesia ke Tingkat Dunia, GCF Gelar CIO 200 Summit 2025
- Stok Bulog Selama 4 Bulan Capai 3,5 Juta Ton, Terbesar Sejak Indonesia Merdeka
- Ribuan Peserta CFD Meriahkan Acara Rejeki wondr BNI