Pelosi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Taiwan tetap tumbuh menjadi negara maju dan demokratis, sementara China pun tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang makin mapan di dunia.
Setelah Uni Soviet bubar pada 1990 Amerika merasa bahwa persaingan telah selesai karena sistem komunisme dunia sudah ambruk.
Amerika merasa menjadi penguasa tunggal dunia dan sistem kapitalisme-liberalisme seolah-olah sudah menjadi sistem tunggal di dunia.
Akan tetapi, dalam seperempat abad terakhir ini, China diam-diam membangun kekuatan ekonomi dan berhasil menyalip Amerika dalam berbagai bidang.
China bisa mengisi vacuum of power yang ditinggalkan Uni Soviet, dan dengan kekuatan ekonominya mampu menjadi pesaing baru bagi Amerika Serikat.
China menerapkan sistem yang berbeda dengan Uni Soviet.
Selama perang dingin, Uni Soviet berebut pengaruh dengan Amerika melalui perlombaan senjata di dalam negeri maupun di negara-negara satelit yang menjadi wilayah proxy masing-masing.
Persaingan senjata ini membuat Soviet kehabisan tenaga dan akhirnya lemas dan ambruk dari dalam.
Pelosi mengunjungi Taiwan Rabu sampai Jumat (7/8) dan memicu kemarahan China yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.
- 1 Mart Buka Gerai Ritel Perdana di Indonesia, Ada Rencana Ekspansi ke China
- Sri Mulyani Langsung Bertemu Menkeu China Seusai Negosiasi Tarif AS, Ada Apa?
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Rekor Mengerikan Seusai China Naik Podium Pertama Sudirman Cup 2025