Pembantai Gajah Sumatera Masih Berkeliaran, Ternyata Begini Modusnya

Pembantai Gajah Sumatera Masih Berkeliaran, Ternyata Begini Modusnya
Tim identifikasi Polres Aceh Timur memeriksa bangkai gajah sumatra yang mati di kawasan perkebunan sawit di Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Kamis (21/11). Foto : Antara Aceh/HO

jpnn.com, PEKANBARU - Forum Gajah Indonesia menyatakan kemungkinan besar dua kasus pembunuhan gajah sumatera di Riau dan Aceh dilakukan oleh kelompok yang sama.

Hal itu disampaikan menyusul kematian dua gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) secara beruntun pada November ini di Riau dan Aceh.

Kedua satwa dilindungi tersebut mati akibat perburuan gading gajah. Pelaku pembantai gajah itu hingga kini masih berkeliaran.

"Biasanya kalau ada satu kasus mereka berhasil, cepat ke yang lain. Tak lama di Aceh (gajah) mati juga, biasanya mereka begitu," kata Anggota Forum Gajah Indonesia, Wishnu Sukmantoro, ketika dihubungi dari Pekanbaru, Jumat.

Dia mengatakan kejadian serupa yang pernah terdeteksi terjadi pada 2010 dan 2016. Pada 2010, kelompok pemburu gading mengeksekusi gajah di Riau, Aceh sampai Lampung.

Kemudian pada 2016 juga sama dua titik di Riau, yakni di Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan. Namun, kelompok terakhir yang disebut sebagai kelompok Fadli, berhasil diringkus.

"Proses eksekusinya sama, artinya mereka juga. Motif mereka begitu, tidak hanya satu titik, dua titik. Kalau berhasil eksekusi hari ini, pasti lima hari kemudian eksekusi di tempat lain," ujarnya.

Sukmantoro yang pernah menjabat manajer program WWF Sumatera Tengah ini mengatakan, setidaknya ada tiga kelompok pemburu gading gajah di Riau dan Jambi.

Pemburu dan pembantai gajah sumatera kini lebih lihai karena menggunakan mobil minibus dan menyembunyikan gading di kolong kendaraan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News