Pemberitaan Media soal Virus Corona Dinilai Sebabkan Panic Buying di Australia
Jaringan supermarket lain yang menguasai pasar Australia, Coles, juga melakukan hal yang sama, terutama pembatasan pembelian tisu toilet.
Video: Kepanikan pembelian barang di Australia menurut pakar sebagian disebabkan karena pemberitaan media (Indonesian)
Menurut pakar media Prof Karin Wahl-Jorgensen, kepanikan pembelian seperti yang terjadi di Australia disebabkan karena pemberitaan media.
"Melihat kebanyakan orang yang terkena virus tersebut hanya mengalami gelaja yang ringan, wabah ini menakutkan, utamanya karena dampaknya pada masyarakat sebagai kesatuan." katanya.
"Khususnya, ketakutan akan virus lebih mudah menyebar dibandingkan virus itu sendiri dan menyebabkan kekacauan sosial lewat pembelian panik."
Menurutnya, pemberitaan media menggunakan kata-kata yang terlalu 'sensasional dan menakutkan', seperti penggunaan kata "virus pembunuh" atau 'penyakit yang mematikan".
"Beberapa organisasi media, khususnya koran tabloid menyebarkan informasi yang tidak benar termasuk berita wabah ini terkait dengan kebiasaan warga China mengkonsumsi sup kelelewar," ujarnya.
"Padahal itu tidak benar dan hewan peliharaan bisa juga terkena virus corona," tambah Professor Wahl-Jorgensen.
Laporan media soal virus corona yang tidak bertanggung jawab, terlalu sensasional telah menyebakan ketakutan dan kepanikan di Australia
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara