Pemerintah Diminta Perkuat Pengaturan terkait Impor Barang
Menurut Faisal, hal yang perlu diantisipasi juga adalah kenaikan harga minyak yang bisa berdampak kepada kenaikan harga BBM di dalam negeri.
“Kebijakan fiskal harus lebih longgar, menghindari kebijakan-kebijakan yang menekan konsumsi dan daya beli masyarakat. Kalau melihat eskalasi di Timur Tengah sebelum perang kan justru kebijakan fiskalnya lebih ketat ya dengan PPN 12%, cukai dan lain lain, ini yang harus dihindari. Termasuk pembatasan subsidi yang harus dihindari juga. Karena antisipasi harga minyak yang bakal bikin kenaikan harga BBM," kata Faisal.
Dari sisi moneter, menurut dia, pemerintah harus memerhatikan hal-hal yang bisa menghambat sektor riil terutama tingkat suku bunga. Pemerintah tidak perlu mengikuti apabila The Fed merespons kondisi geopolitik di Timur Tengah dengan menaikkan tingkat suku bunga.
"Tapi lebih mencari cara yang lain. Misal kalau tidak dinaikkan suku bunga jadi pelemahan nilai tukar rupiah. Maka untuk mengurangi pelemahan tersebut bisa dengan instrumen menggelontorkan cadangan devisa. Karena cadangan devisa kita juga cukup banyak,” ujar Faisal. (flo/jpnn)
Penyebab melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS bukan hanya perang Iran-Israel, tetapi juga melemahnya pengaturan impor.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain
- Bea Cukai: Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar, Denda Terhindar
- Indonesia Punya UMKM, Modal Kuat Perekonomian untuk Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah
- Cegah Dampak Konflik Timteng Meluas, Indonesia tak Boleh Lengah
- Catatan Ketua MPR: Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah
- Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Kurs Rupiah Hari Ini