Pemerintah Dinilai Tak Serius Kembangkan Mobil Listrik
Director Strategic, Technology and Engineering Directorate IOI Jaka Purwanto mengatakan, angka tersebut di luar ekspektasi dan kapabilitas yang dimiliki Indonesia.
Menurut Jaka, Indonesia seharusnya bisa menghasilkan hinga ratusan ribu unit.
”Porsi mobil low carbon seperti CNG (compress natural gas) dan hybrid itu kontribusinya harus besar. Ekspektasi kami ada di angka ratusan ribu pada 2025. Sehingga bisa mendorong prinsipal Jepang untuk berpartisipasi,” ujar Jaka.
Jaka menambahkan, menurut pihak Dewan Energi Nasional (DEN), dokumen RUEN tersebut memang masih bisa direvisi.
”Pihak DEN menyebut kalau itu adalah life document, jadi bisa direvisi nantinya. RUEN ini, kan, sebagai patokan, revisinya bisa melalui mekanisme tertentu,” tambah Jaka.
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai, Indonesia perlu memperhatikan manfaat mobil listrik dan hybrid.
"Kita semua tahu, hybrid itu dari sananya sudah mahal, karena ada dua mesin, tetapi kita di Indonesia juga harus tahu, kendaraan ini hemat BBM, karena tujuannya penurunan gas rumah kaca,” ujar Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto. (agf)
Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Thailand dalam pembuatan mobil listrik.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Kemendikbudristek Buka Magang di Industri untuk Instruktur Barista dan Otomotif 2024
- Prestige Motorcars Memperkenalkan New Tesla Model 3 Highland
- Penjualan Mobil Baru Pada Kuartal Pertama 2024 Menurun, Gaikindo Ungkap Penyebabnya
- Kencan Singkat Dengan Wuling Cloud EV, Berkesan!
- GIIAS 2024 Digelar Lebih Luas, 50 Kendaraan Dipastikan Merapat, Berikut Daftarnya
- Moeldoko Sebut Insentif Kendaraan Hybrid Menghambat Pertumbuhan Mobil Listrik