Pemerintah Dituding Kurang Terbuka Soal CAFTA

Pemerintah Dituding Kurang Terbuka Soal CAFTA
Pemerintah Dituding Kurang Terbuka Soal CAFTA
"Ini memang tidak dilakukan secara transparan. Kita juga heran, mengapa CAFTA didahulukan dibandingkan dengan kerja sama dengan Australia," tudingnya.

Menurutnya, perdagangan bebas adalah hasil dari Wahington Consensus. Tiga elemen pokok Konsensus tersebut adalah perdanganan bebas, sistem nilai tukar bebas, serta lepasnya campur tangan pemerintah terhadap pasar. "Masalahnya China itu tidak sepenuhnya menerapkan itu. Kita juga harus melindungi kepentingan nasional. Kita lakukan apa yang dilakukan China. Istilahnya Beijing consensus," cetusnya.

Sementara Firman Subagyo menilai, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sepertinya tidak berkoordinasi dengan kementrian lain yang terkait CAFTA. "Menteri Pertanian Suswono dalam rapat kerja dengan DPR kemarin mengaku tidak banyak dilibatkan dalam pembahasaan CAFTA. Padahal produk China yang akan membanjiri Indonesia itu adalah hasil-hasil pertanian juga. Saya tidak tahu bagaimana nanti hasil pertanian kita karena akan kalah bersaing dengan produk China. Kita memang tidak siap di sektor ini," tegas Firman.

Lebih lanjut dikatakannya, sebelum CAFTA diberlakukan saja produk China sudah membanjiri pasar Indonesia. "Saya khawatir virus-virus pun akan masu dan merusak hasil pertanian kita.  Karena itu, Badan Karangtina yang sampai saat ini masih tidur harus diberdayakan," cetusnya.

JAKARTA - Fraksi Partai Golkar di DPR terus mempersoalkan ratifikasi kesepakatan China-Asean Free Trade Area (CAFTA). Bahkan para politisi Golkar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News