Pemerintah Impor Vaksin Covid-19 Sinovac, Apa Kabar Merah Putih?

Pemerintah Impor Vaksin Covid-19 Sinovac, Apa Kabar Merah Putih?
Didampingi Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro, Menko PMK Muhadjir Effendy saat mencoba GeNose C19. Foto Humas Kemenko PMK

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) bersama lembaga lainnya tetap mengembangkan vaksin Merah Putih, meskipun Indonesia telah mengimpor vaksin Covid-19 produksi Sinovac untuk program vaksinasi secara bertahap dalam satu tahun ke depan.

Menurut Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro, vaksin Merah Putih tetap diperlukan meskipun pemerintah sudah membeli vaksin dari negara lain.

Salah satu pertimbangannya adalah belum ada yang mengetahui seberapa lama daya tahan tubuh seseorang yang telah divaksinasi mampu bertahan dari virus Corona.

"Jika daya tahan tubuh sudah hilang tetapi Covid-19 masih ada, maka perlu dilakukan re-vaksinasi. Maka Indonesia tetap perlu kemandirian untuk mengantisipasi kebutuhan vaksin tersebut," kata Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (19/1).

Kedua, adanya kemungkinan mutasi dari virus Covid-19. Sampai saat ini mutasi yang ada belum atau tidak mengganggu kinerja dari vaksin yang sudah ada.

Namun, belum bisa diketahui apakah mutasi virus ini di masa depan mengharuskan perubahan komposisi vaksin yang sudah ada tersebut.

Itu sebabnya pengembangan vaksin Merah Putih akan tetap didorong sehingga diharapkan mampu mengatasi kedua hal tersebut.

"Pengembangan penelitian vaksin nasional juga diharapkan bisa mengantisipasi kemungkinan pandemi atau penyakit menular lainnya yang bisa terjadi di kemudian hari," jelas mantan kepala Bappenas ini.

Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro menjelaskan kelanjutan pengembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19, meski pemerintah sudah mengimpor vaksin dari China

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News