Pemerintah Indonesia Dianggap Gunakan Pendekatan Militer untuk Tangani COVID-19
Pada tanggal 14 Maret 2020, Menhub Budi Karya dinyatakan positif COVID-19 dan harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta sampai dinyatakan sembuh pada 27 April 2020.
Barulah setelah pasien pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020, pemerintah secara perlahan terlihat merespon virus ini.
Pengaruh perwira aktif dan pensiunan
Photo: Pengamat menilai salah satu pengaruh militer dalam menangani pandemi virus corona adalah tidak adanya transparansi. (Reuters)
Empat bulan berlalu, pengamat mencatat ada beberapa pendekatan yang sudah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-19, salah satunya adalah pendekatan militeristik atau pendekatan keamanan.
Namun peneliti dengan fokus studi keamanan di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS), Evan Laksmana mengatakan bukan berarti TNI mengambil alih semua pengambilan dan penerapan kebijakan terkait pandemi virus corona.
"Tapi ini tentang pengaruh dari perwira aktif dan retired [pensiunan] di lingkungan pembuatan kebijakan," kata Evan kepada Hellena Souisa dari ABC News di Melbourne.
Evan menilai pengaruh militer ini membuat penanganan pandemi virus corona tidak transparan dan "tersekuritisasi" sejak awal.
Hal ini ia lihat dari sikap dan pernyataan Menteri Kesehatan Terawan, yang berasal dari militer, misalnya, yang tidak terbuka soal masalah ini.
Di saat negara-negara lain mulai bersiap menanganinya, beberapa menteri di Indonesia memilih usaha menenangkan publik dengan melontarkan gurauan seputar COVID-19.
- Warga Dievakuasi untuk Menghindari Letusan Gunung Ruang
- Dunia Hari Ini: Helikopter ini Mengirimkan Pesan dari Mars ke Bumi
- Wombat Tertua di Dunia Berulang Tahun yang ke-35
- 19 Kg Sabu-Sabu dari Malaysia Akan Diedarkan di Indonesia
- Pelaku Penikaman Masal di Sydney Disebut Tidak Mencurigakan
- Orang Utan Kalimantan Lahir di Kebun Binatang di Florida, Amerika Serikat