Pemerintah Kerja Ekstra Giat, Rupiah Pasti Berdaulat

Pemerintah Kerja Ekstra Giat, Rupiah Pasti Berdaulat
Heri Gunawan. Foto: Humas DPR

Hanya saja dia menilai ada masalah serius pada proses perizinan. Data Global Competitiveness Report 2016-2017 menunjukkan bahwa daya saing Indonesia berada di peringkat 41 atau menurun 4 peringkat jika dibandingkan 2015-2016 yang bertengger di peringkat 37.

Faktor inefisiensi birokrasi masih menjadi masalah yang menghambat daya saing nasional. Bahkan, itu sudah sering dikeluhkan investor.

Kemungkinan asumsi makro berubah lagi menurut Heri, tergantung pada pemerintah. Dia melihat segala peluang dan potensi yang ada, angkanya bisa lebih rendah dari RP 13.400, asal pemerintah mau kerja ekstra.

"Kalau menunggu dan melihat saja tanpa melakukan perbaikan dan terobosan, terutama di sektor investasi, maka kita akan terus jalan di tempat. Tapi, saya sendiri agak ragu pemerintah bisa fokus ke situ. Sebab, 2018 itu sudah memasuki tahun pemilu," tutur politikus asal Jawa Barat ini.

Nah, saat ditanya sarannya agar rupiah terus menguat, ketua DPP Gerindra ini mengatakan ada beberapa jalan yang dapat ditempuh pemerintah.

Pertama, manfaatkan peluang membaiknya peringkat investasi untuk menggenjot investasi langsung, terutama ke sektor-sektor produktif seperti pertanian-kelautan-perikanan.

Dengan begitu, dolar AS akan benar-benar masuk dan riil. Tentunya di samping meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan di atas 15%, karena sudah di dukung oleh suku bunga Bank Indonesia yang mencapai 4.5%.

Kedua, pemerintah harus tetap prudent dalam mengelola utang dan pembayaran bunga utangnya. Sebab, pada tahun 2017 saja, pembayaran bunga utang yang jatuh tempo bisa mencapai Rp 221 triliun. Itu bisa menyedot dollar yang ujungnya akan memperlemah rupiah.

Politikus Gerindra Heri Gunawan yakin asumsi nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2018 bisa dicapai jika pemerintah mau bekerja ekstra keras

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News