Pemerintah Kewalahan Atasi Varian Delta, Relawan di Thailand Mengatakan Keadaan Masih Akan Memburuk

"Mereka tidak tega melihat warga yang mungkin akan meninggal, sehingga mereka mengatakan 'kami akan melakukan apa yang bisa dilakukan saat ini," katanya.
"Dan mereka bisa melakukan lebih banyak lagi bila mereka memiliki sumber daya dan kuasa untuk membuat keputusan namun pemerintah dan birokrasi menolak melakukan desentralisasi untuk mempertahankan kekuasaan mereka."
Protes jalanan dan pawai keliling sudah dilakukan untuk mendesak Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri karena ketidakbecusan menangani pandemi.
Meski sudah ada larangan bagi warga untuk berkumpul lebih dari lima orang, ratusan orang hadir dalam protes di Bangkok.
Protes yang dilakukan oleh mahasiswa yang mendesak pengunduran diri PM Prayuth tahun lalu sekarang kembali terjadi dengan dukungan lebih luas dari masyarakat yang tidak puas dengan situasi pandemi.
Beberapa protes berakhir dengan kekerasan, diwarnai pelemparan bom molotov, cat, batu dan mercon, sementara polisi anti huru-hara menggunakan gas air mata, air dan peluru karet.
PM Prayuth Chan-ocha mengatakan tidak berencana untuk mengundurkan diri.
Menjawab pertanyaan ABC, juru bicara pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan pemerintah 'memfokuskan diri dalam mengatasi pandemi khususnya varian Delta."
Meningkatnya kasus COVID-19 akibat varian Delta di Thailand membuat sistem layanan kesehatan negeri itu kewalahan, sementara sekelompok relawan berusaha membantu menangani pasien positif yang dirawat di rumah
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya