Pemuda & Mahasiswa Buddha Sikapi Rencana Pemerintah Naikkan Tiket Masuk ke Candi Borobudur
Wiryawan menilai pengelolaan Candi Borobudur tanpa memperhatikan hak-hak umat Buddha yang menjadikan candi tersebut sebagai tempat beribadah.
“Aspek kebutuhan spiritual umat Buddha dalam hal ini tidak mendapat perhatian penuh,” ungkap Wiryawan.
Menurut dia, Candi Borobudur takkan seketika sunyi begitu tarif tinggi diberlakukan bagi turis.
Namun, kata Wiryawan, semangat menjaga kelestarian dan nilai kesakralan Candi Borobudur yang harus dikedepankan. Dengan demikian, solusi dari persoalan candi tersebut bisa didapat.
Ketua Umum PATRIA Tedy Wijaya menambahkan berapa pun harga yang dipatok pemerintah untuk naik ke atas candi tidak sebanding dengan potensi kerusakan dan nilai kesakralan Candi Borobudur.
“Oleh karena itu, pembatasan pengunjung dan regulasi kebijakan yang tepat bisa diterima oleh semua kalangan terutama umat Buddha sangatlah diperlukan,” kata Tedy Wijaya.
Lebih lanjut, pemuda dan mahasiswa Buddha ini menuntut agar pemerintah memberikan kejelasan atas SKB empat menteri dan kepala daerah tentang pengembalian situs Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha Indonesia dan dunia.
Mereka juga mendesak pemerintah untuk mengkaji serta menghentikan segala bentuk komodofikasi, indutrialisasi budaya dan komersialisasi Candi Borobudur yang mengancam kelestarian, kesakralan candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha.
Organisasi kepemudaan dan mahasiswa Buddha ikut menyikapi rencana pemerintah menaikkan tarif tiket masuk ke Candi Borobudur.
- 405 PPPK Magelang Dilantik, Sepyo: Harus Bersyukur karena Terpilih Menjadi ASN
- Balon Udara Jatuh di Mungkid Magelang, 5 Rumah dan Satu Mobil Rusak
- Kabar Gembira, Jam Operasional Candi Borobudur Diperpanjang
- Candra Aditya Nugraha Terpilih Jadi Ketum Hikmahbudhi Periode 2024-2026
- ITPLN Berkolaborasi dengan PLN & Pemda, Kembangkan Pemanfaatan Sampah
- Candi Borobudur Harus Dipasang Payung? Para Akademisi Bersuara