Pemulangan Nazar Menambah Kecurigaan Rekayasa Kasus

Pemulangan Nazar Menambah Kecurigaan Rekayasa Kasus
Pemulangan Nazar Menambah Kecurigaan Rekayasa Kasus
JAKARTA - Ketua Setara Institute, Hendardi mengatakan, pemulangan tersangka kasus suap Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang, M Nazaruddin, dari Kolombia ke tanah air, telah menambah kecurigaan publik terhadap dugaan rekayasa kasus dan pembungkaman, karena tidak melibatkan pihak ketiga. Menurutnya, pemulangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu terlalu dimonopoli oleh tim penyidik dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Seharusnya, kata Hendardi, harus ada pihak yang mendampingi Nazaruddin selama dalam pesawat carteran berbiaya Rp 4 miliar tersebut. "Untuk menghindari rekayasa, harusnya ada pihak ketiga yang ikut memulangkan Nazaruddin, seperti kuasa hukumnya atau jurnalis," kata Hendardi, usai memberikan hasil survei 'Evaluasi Pemerintahan RI', di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (14/8).

Kecurigaan (rekayasa) itu menguat, kata Hendardi, karena kepercayaan publik dengan KPK saat ini menurun, setelah ada beberapa petinggi KPK yang diduga terlibat pertemuan dengan elite Partai Demokrat. Oleh karena itu, lembaga superbody tersebut (KPK, Red) dinilai musti mengembalikan kepercayaan publik dulu, dan bukannya malah menambah kecurigaan masyarakat.

"Ini persoalan kepercayaan publik. Kenyataannya tidak dipenuhi oleh KPK sendiri. Banyak kejanggalan. Hal semacam ini yang harus diperbaiki untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPK," tandasnya. (kyd/jpnn)

JAKARTA - Ketua Setara Institute, Hendardi mengatakan, pemulangan tersangka kasus suap Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang, M Nazaruddin, dari Kolombia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News