Penanda di Jalan Panggung Kampung Pecinan

Penanda di Jalan Panggung Kampung Pecinan
SISA KEJAYAAN PECINAN: Sebagian besar bangunan di Jalan Panggung adalah bangunan lawas, salah satunya digunakan Gereja Bethel Tabernakel ini. Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

“Hal itu sebagai bukti bahwa kawasan tersebut sebelumnya memang menjadi kawasan yang ramai dan penuh dengan pemukiman,” ungkap Ketua Surabaya Heritage, Freddy Isnanto.

Menurut Freddy, meski kegiatan ekonomi di jalan ini sempat dipindahkan oleh pemerintah kolonial, namun nampaknya Jalan Panggung masih tetap ‘seksi’ sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Buktinya hingga saat ini masih didapati adanya bangunan-bangunan yang digunakan sebagai toko yang menjual berbagai kebutuhan. Kawasan tersebut tidak hanya menjadi jujukan bagi orang Surabaya, tetapi juga luar Surabaya.

“Bahkan salah satu bangunan juga difungsikan sebagai gereja yang hingga saat ini masih digunakan,” lanjut Freddy.

Meski sebagian besar bangunan di Jalan Panggung masih utuh, namun saat ini terdapat perubahan pada zona lingkungannya.

Sebab sebagian besar penghuni di jalan ini bukanlah orang atau keturunan Tionghoa lagi seperti para pendahulunya.

Karena pemindahan kegiatan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah kolonial membawa dampak pada turunnya kualitas lingkungan dan aktivitas masyarakat.

Padahal pertumbuhan penduduk dan tuntutan ekonomi yang dihadapi masyarakat Tionghoa di Jalan Panggung mengakibatkan sebagian besar warga Tionghoa meninggalkan kawasan ini.

Sejarah koridor Jalan Panggung di Kampung Pecinan, Surabaya, Jawa Timur sebagai pusat perdagangan dan pemukiman tidak hanya bisa dilihat dari letaknya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News