Pencapresan KIB Akan Berpengaruh pada Konstelasi Politik Nasional

Pencapresan KIB Akan Berpengaruh pada Konstelasi Politik Nasional
Para pimpinan parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Foto: Dok. KIB

Jika koalisi KIB  membesar, tentu ada banyak bargaining politiknya. Namun hal lain yang tidak bisa dipungkiri adalah keberadaan sosok yang kuat. Sosok mana yang dianggap kuat untuk diusung oleh KIB.

“Tentu yang menjadi pertanyaan pokok adalah tentang dua figur dan dukungan parpol dan masyarakat dihitung dari mana,  seberapa besar seseorang berpotensi memenangkan pemilihan, angka, proses seperti apa, itu yang menjadi dasar koalisi hitungannya kalah atau menang,”  kata Teguh.

KIB sendiri sampai saat ini belum mengusung capres mereka. Satu sosok tokoh yang secara tegas akan maju adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Namun pembicaraan internal masih terus dilakukan.

“Apapun nanti, apakah ada tambah, bergabung, capresnya nanti bagaimana, siapa, itu kami akan berunding dengan KIB, ya. Jadi, segala sesuatu kami akan bicarakan bertiga nantinya," tegas Zulhas.

Komunikasi Politik

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai ungkapan Zulhas hanya sebatas komunikasi politik.

Ucapan itu bisa diartikan sebagai pengingat bahwa Gerindra, PAN, dan PKS pernah berada dalam satu gerbong pada Pilpres 2019 ketika mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Koalisi antara ketiga parpol itu juga terbuka kemungkinan bisa terbangun.

“Menurut saya ini soal komunikasi politik saja bahwa ini juga terkait bagaimana kemarin Gerindra dan PKS pernah dalam satu bahtera koalisi mengusung Prabowo pada Pilpres 2019. Artinya ini hanya mengingatkan kembali ada kemungkinan besar koalisi ini bisa terbangun,” ungkapnya.

Dinamika dalam tubuh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada akhirnya akan memengaruhi peta politik nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News