Pencari Suaka di Darwin Akhiri Mogok Makan Setelah 51 Hari

Seorang pencari suaka asal Iran telah mengakhiri mogok makan selama 51 hari di Darwin setelah mengetahui adanya cara baru guna mengajukan banding atas kasusnya.
Hari Minggu (22/12/2014) malam, pencari suaka yang berada di Pusat Penahanan Wickham Point di Darwin tersebut, mengatakan dia akan makan lagi, setelah menjalani mogok malam sejak 1 November.
Pengacara dari pencari suaka berusia 33 tahun tersebut, John Lawrence mengatakan kliennya mengambil keputusan mengakhiri protest setelah bandingnya diajukan ke Pengadilan Federal akhir pekan lalu.
Banding itu berkenaan dengan keputusan sebelumnya yang berisi penolakan Australia guna memberinya status pengungsi.
"Kami mengetahui minggu lalu, proses banding terbuka baginya, dan itulah yang sekarang akan dilakukannya." kata Lawrence.
Lawrence baru menjadi pengacara pria tersebut selama sekitar satu minggu.
"Ini merupakan banding atas keputusan sebelumnya yang berisi penolakan pemberian status pengungsi." kata Lawrence lagi.
Seorang pencari suaka asal Iran telah mengakhiri mogok makan selama 51 hari di Darwin setelah mengetahui adanya cara baru guna mengajukan banding
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina