Pencari Suaka di Darwin Akhiri Mogok Makan Setelah 51 Hari

"Kasusnya sekarang akan dipertimbangkan oleh hakim federal, besar kemungkinan dalam dua minggu mendatang."
Pengacara ini mengatakan pengajuan banding tersebut memberikan harapan kepada pencari suaka ini bahwa permintaannya akan dipenuhi.
Namun Lawrence menambahkan bahwa "tidak ada jaminans sama sekali itu akan terjadi."
Pria pencari suaka ini menolak makan selama lebih dari tujuh minggu terakhir, dan pengacaranya mengatakan kondisi fisiknya dengan cepat memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Dalam instruksi tertulisnya, dia menolak untuk dibantu bila nanti kehilangan kesadaran.
"Dua hari lalu, dia masuk ke ruang wawancara dengan tongkat, hari ini dia datang sudah di kursi roda." kata Lawrence.
Menurut Lawrence, pria tersebut tidak memiliki pilihan lain selain melakukan mogok makan, setelah Tribunal menolak permohonannya untuk mendapat visa.
Pilihan yang dimiliknya adalah kembali ke Iran dengan sukarela atau tetap berada di tahanan selamanya.
Seorang pencari suaka asal Iran telah mengakhiri mogok makan selama 51 hari di Darwin setelah mengetahui adanya cara baru guna mengajukan banding
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina