Pencari Suaka Di Pulau Manus Raih Penghargaan Sastra Bergengsi Australia
Mengetik dengan ponsel
Boochani menulis seluruh novelnya di telepon genggamnya dan mengirimkannya halaman demi halaman selama bertahun-tahun kepada penerjemah Omid Tofighian melalui Whatsapp.
Berbicara pada program ABC The World pada Kamis (31/1/2019) malam, Omid Tofighian mengatakan buku itu "menyampaikan penyiksaan sistematis yang ditimbulkan pada para pengungsi di penjara di Pulau Manus".
"Dia memadukan teknik yang berbeda secara bersama-sama dan genre yang berbeda," kata Tofighian.
Photo: Penerjemah Omid Tofighian membantu membawa novel karya pencari suaka Behrouz Boochani diterbitkan dan akhirnya meraih penghargaan sastra di Victoria. (ABC News)
"Saya menyebut gayanya sebagai sebuah anti-genre ... pada dasarnya mengevaluasi ulang dan bahkan mengkritik jenis konvensi yang terkait dengan genre-nya."
Omid Tofighian mengatakan penghargaan itu akan memberi Boochani suara yang lebih besar dalam berbicara atas nama sesama pencari suaka.
"Saya pikir orang akan menyikapi pendekatan filosofis, komentar politik dan analisis budayanya lebih serius," katanya.
Pusat pemrosesan regional di Pulau Manus ditutup pada 2017 tetapi 600 pengungsi masih tinggal di pulau itu.
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0
- Warga Dievakuasi untuk Menghindari Letusan Gunung Ruang