Pencinta Diving Harus Mengenal Barotrauma, Ini Gejalanya

Pencinta Diving Harus Mengenal Barotrauma, Ini Gejalanya
Ilustrasi diving. Foto: dokumen blubblub

jpnn.com, JAKARTA - Pernahkah Anda merasa nyeri telinga setelah melakukan kegiatan seperti diving (menyelam) atau hiking (mendaki) gunung? Jangan meremehkan kondisi tersebut.

Dokter umum Maria R. Maharia mengungkapkan terkadang seseorang bisa mengalami penggumpalan darah di gendang telinga akibat kondisi tersebut.

Dokter Mia, sapaan karibnya, mengungkapkan kondisi itu disebut hemotimpani, artinya terdapat darah di dalam cavum timpani atau di ruang telinga tengah.

Penyebabnya adalah barotrauma yang terjadi saat sedang menyelam.

Dokter Mia mengungkapkan seorang pasien pernah mengeluhkan bagian telinga terasa sakit saat menyelam yang mengharuskan melakukan rapid descending (penyelaman dengan penurunan kedalaman yang cepat).

Sang pasien mengeluh tidak bisa melakukan equalisation  sejak saat kedalaman 2 meter. Ketika mencapai kedalaman 5 meter, si penyelam tersebut mulai merasakan nyeri telinga.

Dia langsung memberi tahu instruktur selamnya agar bisa kembali ke kapal. Saat di kapal, sang penyelam mengeluh telinganya terasa penuh, tidak nyaman, dan mulai merasakan sensasi. vertigo.

Dokter Mia mengatakan kondisi itu yang disebut sebagai gejala Barotrauma. Menurutnya, Barotrauma terjadi akibat ada perubahan tekanan udara mendadak.

Dokter Umum Maria R. Maharia mengungkapkan gejala barotrauma yang bisa dirasakan saat diving, hiking, maupun saat naik pesawat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News