Pendekatan Baru Indonesia Untuk Menangani COVID-19, Seberapa Efektif?

Data yang utuh untuk melihat 'wajah wabah' di Indonesia
Baik Nuning maupun Elina berharap struktur penanganan COVID-19 yang baru ini bisa membuat keadaan menjadi lebih baik.
"Kami nggak terlalu masalah mau istilah apapun yang dipakai, yang penting datanya dibuka, termasuk data tes, data berapa orang yang diisolasi," ucap Elina.
Nuning juga berharap adanya informasi yang utuh yang bisa diakses oleh masyarakat dan ilmuwan.
"Untuk bisa menghitung positivity rate saja, misalnya, pasti perlu informasi yang akurat dan lengkap," ujar Nuning.
Tanpa kedua hal itu, menurut Elina, wajah wabah COVID-19 di Indonesia tidak bisa dilihat, dengan contohkan tingginya kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia.
"Kita tahu angka kematian anak kita tinggi, tapi kita nggak tahu bagaimana mereka bisa sampai tertular karena datanya nggak dibuka ke publik dan ke peneliti."
"Kalau memang ke publik dirasa tidak perlu, setidaknya dibuka ke peneliti supaya mereka bisa bekerja dan menggambarkan wajah wabah ini bagi Indonesia," tutup Elina.
Sampai Rabu (22/07) kemarin, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai 91.751, dengan total kasus baru mencapai 1.882 dan 139 kasus kematian dalam sehari.
Pekan lalu, Indonesia menggunakan pendekatan baru dalam penanganan pandemi virus corona di Indonesia, mulai dari pembentukan Komite Penanganan COVID-19 hingga penggunaan istilah-istilah Baru
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan