Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia

"Ada insinyur dan dokter yang mengemudikan kendaraan [sejenis Uber] atau bekerja menumpuk barang-barang," katanya.
"Ada perawat yang sudah bekerja selama bertahun-tahun di negara lain, tapi di Australia mereka bekerja sebagai pembersih, mereka bekerja di ritel atau perhotelan," jelasnya.
Kampanye baru ini didukung oleh para pengusaha seperti Allianz dan MercyCare, kelompok bisnis seperti Masterbuilders, Australian Council of Social Service, dan Australian Council of Trade Unions.
Fisioterapi yang menjadi penyapu lantai
Untuk bisa menemui fisioterapi, warga di Australia bisa menunggu berbulan-bulan. Alasannya karena Australia kekurangan tenaga fisioterapis.
Tapi saat ada fisioterapi dengan pengalaman 10 tahun seperti Antonio Michell yang berasal dari Chile, ia malah bekerja sebagai pengemudi transportasi umum dan menyapu lantai.
Setelah pindah ke Sydney pada tahun 2018, lulus dari beberapa ujian, serta mengeluarkan sekitar A$10.000 untuk biaya ujian dan biaya perjalanan, pria berusia 38 tahun tersebut masih menunggu Australia untuk mengakui kualifikasi keterampilannya.
Padahal Australia saat ini sedang kekurangan tenaga fisioterapi, menurut lembaga Skills Priority List.
"Saya sudah menghabiskan banyak waktu dengan orang-orang di kawasan regional yang menunggu berbulan-bulan agar bisa bertemu dengan fisioterapi," katanya kepada ABC.
Sekitar 44 persen migran pekerja terampil di Australia malah bekerja dengan upah rendah atau yang tidak sesuai dengan bidangnya, padahal keterampilan mereka sedang dibutuhkan
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini