Pendidikan Vokasi-Industri Harus Terus Diperkuat

Pendidikan Vokasi-Industri Harus Terus Diperkuat
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat diskusi daring. Foto tangkapan layar/mesya

"Jadi, dosen-dosen dari Kadin harus rutin kita hadirkan di kelas. Sejak semester satu, anak-anak kita sudah diekspos dengan kondisi nyata," tambah Wikan.

Poin keempat merupakan optimalisasi magang atau praktik kerja di industri atau dunia kerja. Menurutnya minimal dirancang 1 semester sejak awal.

“Jangan sampai langsung lompat ke nomor empat, sedangkan poin dua dan tiga belum kita lakukan,” tutur Wikan.

Adapun yang kelima adalah sertifikasi kompetensi, yang sesuai standar dan kebutuhan dunia kerja (bagi lulusan dan dosen, guru/instruktur). Kemudian dosen/guru/instruktur secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari dunia kerja.

“Aspek ketujuh cukup krusial yakni riset terapan mendukung Teaching Factory atau Teaching Industry,” terang Wikan.

Dijelaskan Wikan, ketika bicara riset terapan, tidak bisa langsung lompat ke riset terapan. Ini bagian dari link and match. Riset terapan yang tepat itu Teaching Factory/Teaching Industry harus bermula dari kasus nyata di Industri atau masyarakat.

“Sehingga kebijakan kita untuk riset terapan itu ya ini, start from the end,” ungkapnya.

Dia menyebutkan riset itu dimulai dari MRL (MArket Readiness Level) bersama industri atau bersama Kadin, kemudian merancang kalau kelak produk mereka nanti sudah selesai, bagaimana memproduksi massal dan mendeliver ke pasar atau ke masyarakat.

Sinergi antara pendidikan vokasi dan industri amat penting dalam peningkatan kapasitas serta kualitas SDM yang dihasilkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News