Pendukung Belum Terima Bupati Sabu Diberhentikan
jpnn.com - PALEMBANG - Ketua Ombudsman RI Prof H Amzulian Rifai menilai, polemik yang terjadi di wilayah Ogan Ilir (OI) Sumsel setelah AW Noviadi diberhentikan oleh Mendagri Tjahjo Kumolo, merupakan hal yang wajar.
Ia menegaskan, kejadian itu merupakan buntut dari kubu pendukung atau simpatisan mantan bupati OI yang masih shock. Tidak menerima keputusan pemberhentian AW Nofiadi dari jabatannya selaku bupati OI.
"Wajar saja ada pendukung yang tidak terima keputusan itu, dan ada sebagian lagi yang mendukung penuh. Tapi itu merupakan kajian secara politis,’’ ujarnya, kemarin.
Secara hukum, kata Amzulian, AW Nofiadi sudah diberhentikan menjadi Bupati OI.
‘’Saya bicara fakta, untuk mengisi kekosongan itu harus segera digantikan. Jika sudah ada penunjukan dari Mendagri, ya segera dilaksanakan," ucapnya.
Amzulian berharap permasalahan jangan dibiarkan berlarut terlalu lama. ‘’Kubu pendukung AW Nofiadi tidak mempunyai pilihan lain selain mematuhi ketetapan hukum yang telah diberlakukan oleh pemerintah,’’ ujarnya.
Dikatakan, kalau kasus hukum lain mungkin bisa ada banding ke MA, atau instansi yang lebih tinggi. ‘’Tapi kasus ini berbeda, mereka sudah tidak punya pilihan. Sudah di pecat jadi harus ada penggantinya."
Awalnya polemik ini mencuat setelah ketua DPRD Kabupaten OI Ahmad Yani enggan membacakan surat Gubernur, soal pemberhentian Ilyas Panji Alam sebagai wakil bupati sekaligus mengangkatnya sebagai bupati Defenitif .
PALEMBANG - Ketua Ombudsman RI Prof H Amzulian Rifai menilai, polemik yang terjadi di wilayah Ogan Ilir (OI) Sumsel setelah AW Noviadi diberhentikan
- Begini Kronologi Kecelakaan Ambulans dan Truk Gandeng di Tol Batang-Semarang
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan