Pendukung FPI Duga Insiden Bom di Makassar Ditunggangi Intelijen

Pendukung FPI Duga Insiden Bom di Makassar Ditunggangi Intelijen
Tim Densus 88 Antiteror. Foto ilustrasi: Bambang Dwi Marwoto

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar FPI Abdullah Hehamahua menduga intelijen yang menunggangi aksi teror bom bunuh diri di Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3).

Hal itu disampaikan Abdullah menyusul langkah polisi yang menunjukkan atribut FPI sebagai barang bukti penangkapan terduga teroris.

Abdullah mengatakan operasi intelijen itu demi mengalihkan perhatian publik dari hal substansial. Misalnya perjuangan TP3 mencari keadilan dalam kasus 7 Desember 2020.

"Semua itu adalah operasi intelijen, untuk mengalihkan perhatian terhadap TP3," kata penasihat KPK masa jabatan 2005-2013 itu di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/3).

Masih soal dugaan keterlibatan intelijen, Abdullah juga menyinggung betapa cepatnya kepolisian menangkap jaringan terduga teroris di Jakarta dan Bekasi.

Para terduga teroris itu ditangkap selang sehari setelah ledakan bom bunuh diri di Makassar.

Di sisi lain, polisi membutuhkan waktu panjang dalam menangani tragedi 7 Desember 2020 yang menewaskan enam laskar FPI.

"Itu bukti operasi intelijen," tegas Abdullah.

Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar FPI Abdullah Hehamahua menduga intelijen menunggangi insiden ledakan bom bunuh diri di Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News