Penegak Hukum Bikin Malu jika Lanjutkan Kasus Ongen
Soal alat kelamin anak kecil, yang diunggah oleh Ongen, dia menilai tidak masuk dalam kategori porno. “Jadi tuduhan itu dari sisi terminology semiosis terbantahkan,” ungkapnya.
Dari sisi Indeks yang menghubungkan jarak tempat duduk, tidak ada keakraban. Karena jarak antara Jokowi dan Nikita sekitar 10-15 centimeter. Di situ, kata dia, tidak ada keakraban, tidak ada kemesraan, apalagi yang untuk dikatakan bersetubuh.
Dia mengatakan, ungkapan Ongen di retweet berulang-ulang kali dan dishare kepada followersnya menunjukkan rasa kaget dan malu (ma-siri’) yang sangat dalam. "Yakni tidak bisa menerima perlakuan seseorang yang mendampingi presiden hanya berpakaian seronok seperti itu dalam forum penonton bioskop," katanya.
Ferry menilai kasus ini sebaiknya tidak dilanjutkan, karena jika makin melebar akan membuat malu Indonesia. “Bukan hanya Ongen atau orang Sulawesi, tapi malu Indonesia juga,” ujar Ferry.(boy/jpnn)
JAKARTA – Pakar semiotika Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah, Ferry Rita membantah pernyataan ahli bahasa Polri yang menyebut Yulian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pastikan Arus Barang Lancar, Menko Airlangga Minta Instansi di Pelabuhan Bekerja 24 Jam
- Pemeriksaan Sandra Dewi cs Dinilai Tepat, Agar Efektif
- PT SWA Menyurati Polri Atas Dugaan Kekeliruan Informasi Hukum
- Kenali Gejala Skoliosis dan Cara Mengatasinya, Silakan Disimak
- Presiden Jokowi Diminta Perhatikan Nasib Ribuan Karyawan Polo Ralph Lauren dan Keluarganya
- Honorer Non-Database BKN Jangan Berharap Lagi, Enggak Direken