Peneliti Anggap Kebijakan Pertembakauan Nasional Belum Efektif

Peneliti Anggap Kebijakan Pertembakauan Nasional Belum Efektif
Ilustrasi industri pengolahan hasil tembakau. Foto: Humas Bea Cukai

Namun, menurut dia, merokok tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian dan penyakit serius di Indonesia karena pembakaran rokok menghasilkan tar.

Ia mengatakan, industri pengolahan tembakau secara tidak langsung berperan atas munculnya penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat.

"Pengeluaran untuk kesehatan yang terkait langsung dengan kebiasaan merokok di Indonesia berjumlah sekitar 1,2 miliar dolar AS per tahun. Sementara kerugian ekonomi tidak langsung akibat konsumsi rokok mencapai 6,8 miliar dolar AS," paparnya.

Ia mengemukakan pemerintah berusaha mengendalikan konsumsi rokok lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 yang membatasi iklan dan promosi produk tembakau, melarang penjualan di bawah usia 18 tahun, dan mewajibkan informasi himbauan kesehatan pada kemasan.

Bab VI dalam peraturan itu, lanjut dia, juga mengatur program kesadaran masyarakat yang bertujuan untuk menurunkan ketertarikan konsumen untuk merokok, mengingat Indonesia kini juga dihadapkan pada kenaikan angka perokok di bawah umur. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) meminta pemerintah untuk memperjelas arah kebijakan pertembakauan nasional agar selaras antara kepentingan industri dan kesehatan.


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News