Peneliti LIPI: Papua Cepat atau Lambat akan Dimekarkan

Peneliti LIPI: Papua Cepat atau Lambat akan Dimekarkan
Wilayah Papua layak dimekarkan lagi. Ilustrasi Foto: Humas Kemendagri

Persoalannya, menurut dia, kalau mau dimekarkan secara geografi atau menurut wilayah adat, akan ada wilayah Papua Pegunungan Tengah yang akan terisolir berbatasan langsung dengan wilayah negara lain yaitu Papua Nugini.

“Kalau wilayah pantai dan sebagainya tidak masalah, tapi di tengah itu ada daerah yang terisolasi betul dan berbatasan dengan Papua Nugini,” ujar dia.

Sebelumnya, Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan jumlah provinsi di Papua dan Papua Barat idealnya ada 6. Sebab, rentang kendali antarkabupaten saja di wilayah yang dahulunya bernama Irian Jaya, itu masih sulit dijangkau oleh masyarakat yang memerlukan pelayanan.

Hal ini disampaikan Willem ditemui usai menghadiri Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Istana Negara, Senin (16/12).

"Efektif harus dibentuk (provinsi) baru itu empat. Jadi Provinsi Papua dan Papua Barat (yang ada sekarang). Yang barunya dibentuk empat lagi. Jadi total enam provinsi. Karena jarak jangkauannya cukup jauh, medannya luasnya," kata Willem.

Bupati dari PDI Perjuangan ini menilai penambahan 4 provinsi baru di Tanah Papua sangat penting dan strategis bagi kepentingan nasional maupun bagi masyarakat Papua sendiri.

"Mengapa kita harus lakukan (mekarkan-red)? Karena rentang kendali pemerintahan ini juga sangat membutuhkan kehadiran negara," jelasnya.

Oleh karena itu, Willem berharap pemekaran di Papua bisa segera terwujud. Selain sudah ada dukungan dari DPR, Presiden Jokowi juga telah membuka kemungkinan dilakukannya pembentukan daerah otonomi baru (DOB) di Tanah Papua.

Pemekaran Papua dianggap sebagai keniscayaan karena cakupan wiayahnya yang cukup luas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News