Peneliti Media Sosial Bantah Data dari Menko Luhut Soal Pemilu 2024

Peneliti Media Sosial Bantah Data dari Menko Luhut Soal Pemilu 2024
Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Rakyat kemudian tidak sudi anggaran Rp 110 triliun dihamburkan demi menyelenggarakan Pemilu 2024 yang digelar secara serentak.

"Itu bilang kita mau habisin Rp 110 triliun lebih untuk memilih, ini keadaan begini, buat apa, sih. Rp 110 triliun untuk Pilpres dengan Pilkada, kan, serentak. Nah, itu rakyat yang bicara," tutur Luhut.

Alumnus Akabri 1970 itu bahkan mengeklaim rakyat yang tidak tertarik dengan pelaksanaan Pemilu 2024 itu berasal dari beberapa parpol.

"Nah, ini ceruk orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada yang di Partai Gerindra, ada yang di PDIP ada yang di PKB, Golkar, kan, di mana-mana ceruk ini. Ya, nanti dilihat mana yang mau dengar suara kami," beber Luhut.


Peneliti media sosial Ismail Fahmi membantah data milik Menko Luhut yang mengeklaim punya temuan tentang mayoritas rakyat tidak suka pelaksanaan Pemilu 2024.


Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News