Penerapan K-13 Disetop, M Nuh Puasa Baca Koran

Penerapan K-13 Disetop, M Nuh Puasa Baca Koran
Penerapan K-13 Disetop, M Nuh Puasa Baca Koran. Foto Dinda Lisna Amilia/Jawa Pos/JPNN.com

Berbagai kritik miring seputar K-13 sudah biasa diterima Nuh. Hanya, menurut dia, K-13 itu sudah sesuai dengan model pendidikan yang dibuat Pahlawan Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. ’’Pesan Ki Hajar, pendidikan adalah niteni, nironi, nambahi. Itu kalau bahasa anak sekarang adalah observasi, kritisi, dan nambahi. Itu,’’ ucapnya.

Pikiran tersebut, kata dia, sejalan dengan K-13 yang mempunyai metode mengamati, menanyakan, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Selain membeberkan hasil analisisnya tersebut, Nuh meminta pemerintah melakukan evaluasi. Mulai segi substansi hingga implementasi.

Dia juga menganjurkan pemerintah untuk menghindari kebijakan yang berdampak negatif. Misalnya, bila ada sekolah yang ingin kembali ke Kurikulum 2006, harus dipikirkan secara matang bagaimana pengadaan bukunya.

Bila memang harus kembali ke Kurikulum 2006, Nuh menyarankan tidak mengubahnya di tengah tahun pelajaran sekarang. Secara akademik, hal itu sulit dinalar untuk dilakukan. ’’Jadi bingung anak-anak kalau awalnya dapat tematik, lalu diganti per pelajaran seperti dulu,’’ ucapnya.

Setidaknya pemerintahan yang sekarang bisa belajar dari pengalaman. Misalnya, saat Mahkamah Konstitusi menghapus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Meskipun sifat putusan itu final dan mengikat (artinya harus segera dieksekusi), RSBI baru dihentikan sampai tahun pelajaran baru. (ina/c7/ayi)


SURABAYA – Ibarat bocah yang sedang belajar berjalan, namun malah dibunuh. Seperti itulah analogi yang menggambarkan perasaan mantan Mendikbud


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News