Pengakuan Pengusaha soal Potensi Ekspor Bawang Merah TSS, Mengejutkan

Pengakuan Pengusaha soal Potensi Ekspor Bawang Merah TSS, Mengejutkan
Bawang merah True Seed Shallots (TSS). Foto: Hortikultura

“Mengapa TSS? Pertama, material tanam relatif murah. Kemudian, mudah dari sisi transportasi, tidak mengambil banyak tempat untuk penyimpanan, menghasilkan umbi sehat bebas patogen, dan produktivitas menjadi lebih tinggi,” jelas Ichsanuddin.

Selanjutnya, Ichsanuddin menjelaskan ada 3 (tiga) metode atau sistem produksi bawang merah TSS untuk konsumsi, yaitu pindah tanam menggunakan semaian, tanam benih langsung, dan penggunaan umbi mini.

Metode umbi mini memerlukan waktu yang cukup lama hingga panen, yakni sekitar 8 bulan.

Sebelumnya, salah satu strategi yang digunakan Kementerian Pertanian untuk mengamankan pasokan bawang merah (bamer) adalah dengan mendorong penggunaan benih True Seed Shallots (TSS) untuk provitas yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, APBN 2021 dialokasikan untuk mendukung produksi bamer di 3.900 hektar di seluruh Indonesia, terutama di wilayah defisit.

Hal itu disampaikan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha saat menjadi salah satu narasumber bimbingan teknis (bimtek) secara daring untuk para petani, penyuluh, dan penggiat pertanian, Kamis (8/7). (jpnn)

Pengusaha membeberkan fakta mengenai bawang merah TSS yang dikembangkan oleh Kementan.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News