Pengalaman Finalis Miss Indonesia Deva Indah Jadi Hakim di Pedalaman Jambi

Beri Perhatian Terhadap Kasus KDRT, Kesusilaan dan Narkotika

Pengalaman Finalis Miss Indonesia Deva Indah Jadi Hakim di Pedalaman Jambi
Deva Indah saat menjadi perserta kontes Miss Indonesia.
"Saya lihat dari pesawat, Jambi masih hijau, (kelapa) sawit semua isinya," ujarnya mengenang

Kakak kandung dr Darini Sahara, drg Diza Losa Fasyi, M. Fardana, dan Dinar Salsabila itu pun hampir mengurungkan niat. Untung, niat tersebut akhirnya bisa dia buang jauh-jauh. Dia pun berangkat dari Jambi ke Muara Bulian yang berjarak sekitar 60 km dengan satu tujuan: mengabdi kepada negara.

Saat mulai bertugas pun, tak sedikit kendala yang dihadapi Deva. Mulai bahasa yang sangat berbeda, air yang keruh, hingga makanan yang kurang pas di lidahnya. Termasuk menahan rasa kangen dengan keluarga besar di Jakarta. "Sudah tiga tahun saya kerja di Bulian. Tapi, saya belum lancar bahasa Jambi," ujarnya.

Hidup di kota kecil yang sangat berbeda dengan kota kelahirannya, Jakarta, memang serba terbatas. Setiap hari Deva harus menggunakan air PDAM Muara Bulian yang warnanya kekuningan untuk membasuh badan. "Tiap hari mandi pakai air PDAM. Cuci muka, saya pakai air galon (air isi ulang)," ujarnya.

Di tengah proses adaptasi yang tak gampang, Deva Indah sudah menangani 160 kasus di PN Muara Bulian. Padahal, dia sempat hampir mengurungkan niat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News