Pengalaman Finalis Miss Indonesia Deva Indah Jadi Hakim di Pedalaman Jambi
Beri Perhatian Terhadap Kasus KDRT, Kesusilaan dan Narkotika
Kamis, 22 Maret 2012 – 00:11 WIB
Deva yang masih berdarah Belanda itu juga belum bisa sepenuhnya beradaptasi dengan makanan di Muara Bulian. Makanan Muara Bulian yang rata-rata bersantan dikatakan kurang cocok di lidahnya, termasuk untuk kesehatan. "Wajah saya sekarang jerawatan," jelas lajang 28 tahun itu.
Di hadapan semua kendala itu, praktis Deva dituntut untuk memaksimalkan kesabaran. Terutama bagi seorang perempuan lajang seperti dirinya yang sama sekali tidak memiliki keluarga dekat.
Apalagi, dia pernah mengalami kehilangan BlackBerry kesayangan saat tidur di rumah dinas. Di rumah tersebut dia hanya tinggal berdua dengan seorang teman perempuan yang juga bekerja di PN Muara Bulian. "Kejadian itu membuat saya trauma sampai saat ini," katanya.
Belum lagi rasa kangen kepada keluarga besar. Untuk mengobatinya, biasanya sekali dalam sebulan, Deva berangkat ke Jakarta. Di luar jadwal ini, Deva dan keluarga rutin menjalin komunikasi melalui telepon seluler. "Komunikasi jarak jauh intens saya lakukan. Kabar keluarga bagi saya sangat penting," ujar alumnus Magister Hukum Bisnis Unpad itu.
Di tengah proses adaptasi yang tak gampang, Deva Indah sudah menangani 160 kasus di PN Muara Bulian. Padahal, dia sempat hampir mengurungkan niat
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor