Pengalaman Sebagai Mahasiswi Muslimah di Australia

Pengalaman Sebagai Mahasiswi Muslimah di Australia
Pengalaman Sebagai Mahasiswi Muslimah di Australia

Banyak berita tentang tindakan anti Islam selama studi saya. Termasuk demo-demo yang menentang rencana pembangunan masjid serta tuntutan pelarangan burka. Namun saya sendiri syukurnya tidak pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan dengan warga setempat.

Saya melihat orang Australia umumnya bersahabat dan terbuka. Jika berpapasan, biasanya mereka menyapa, dan ini membuat saya merasa diterima. Ada yang mencoba mengajak ngobrol saat berbagi meja waktu makan siang, ada pula yang membantu mengangkatkan tas belajaan saat saya naik tram.

Saya merasa selalu ada orang yang akan membantu jika saja anda mengalami masalah.Contohnya, saat terjadi penyanderaan di Martin Place, Sydney, akhir 2014. Sejumlah warga Australia menunjukkan dukungan dengan menyebarkan kampanye #illridewithyou melalui media sosial, demi membantu warga Muslim yang takut bepergiaan setelah kejadian itu. Menyadari adanya dukungan seperti ini mampu menepiskan ketakutan saya pada Islamophobia.

Tentang jilbab

Pengalaman Sebagai Mahasiswi Muslimah di Australia
FlickrCC: Eiqah Elfreda

Saya juga senantiasa khawatir mengenai pandangan orang terhadap jilbab saya, terutama saat pertama kali menghadiri kelas Jurnalistik pertama saya di bangku kuliah. Saya merasa mules sebab mahasiswa lainnya orang lokal semua. Sebagai satu-satunya mahasiswa internasional saya merasa tertekan, dan lebih-lebih lagi karena saya satu-satunya Muslimah. 

Dibandingkan dengan di Singapura, ruang kuliah di Australia lebih mendorong terjadinya diskusi. Saya sering merasa tidak nyaman saat mendiskusikan topik terkait ISIS, hukum syariah. Kadang saya memilih tidak berkomentar tentang sesuatu yang saya sendiri kurang tahu demi menghindari kesalahpahaman mengenai Islam. 

Namun biasanya teman-teman selalu ingin mendengar pendapat saya tentang hal ini karena ingin tahu lebih jauh tentang Islam, terutama dari seseorang yang menjalankan ajaran Islam.

Sebagai mahasiswa Jurnalistik, saya pernah meliput dan mewawancarai narasumber dari berbagai latar belakang. Saya tidak pernah merasakan ada yang bersikap bermusuhan gara-gara saya pakai jilbab. Orang Australia umumnya beradab, dan sebenarnya lebih banyak orang Islam di sini daripada yang mungkin anda duga.

Tentang melaksanakan shalat

Pengalaman Sebagai Mahasiswi Muslimah di Australia
FlickrCC: Pete Burzynski

Saya masih ingat saat sekolah di Singapura tempat shalatnya biasanya berada di lantai paling atas. Tidak ada tempat shalat yang baik. Saya tadinya pikir jika di Singapura saja seperti itu, apalagi di Melbourne.

Belajar di luar negeri bagi sebagian orang mungkin menantang sekaligus menakutkan. Apalagi bagi pelajar dan mahasiswa muslim yang studi di negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA TERKAIT