Pengamat Intel Curigai Kolaborasi Pentolan HTI & Mardani PKS

Pengamat Intel Curigai Kolaborasi Pentolan HTI & Mardani PKS
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

“Ikut serta dalam pemilihan umum dengan mencoblos calon legislatif atau presiden tidak pernah dilakukan oleh kader HTI. Bukan golput karena sikap politik, tapi karena menganggap pemilu itu haram,” katanya.

Oleh karena itu Robi meyakini gerakan #2019GantiPresiden yang sudah disusupi kepentingan HTI bukan sekadar upaya untuk melengserkan Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. Menurut Robi, HTI menginginkan ada kekacauan.

“HTI hanya memanfaatkan gerakan ini untuk tujuan kekacauan di negeri ini. Strategi HTI memanfaatkan kekacauan ini mirip dengan yang dilakukan oleh ISIS di Suriah,” tegasnya.

Bahkan, Robi menyebut Hizbut Tahrir terlibat dalam konflik bersenjata di Suriah. Ada ktivis Hizbut Tahrir yang bergabung dalam kelompok bersenjata Ahrar Syam dan Jabhah An-Nusrah untuk melawan rezim Assad dan ISIS.

“Tapi di antara mereka juga kemudian bergabung dengan ISIS. Ada beberapa videonya di YouTube,” kata dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu.

Oleh karena itu karena kesamaan kepentingan maka PKS dan HTI berkolaborasi. “Mereka saling memanfaatkan sebagaimana dalam video pendek antara kader HTI Ismail Yusanto dan kader PKS Mardani Ali Sera mengatakan dengan kompak ganti presiden dan ganti sistem,” ulasnya.(lov/rmol/jpg)

 Catatan: judul berita ini telah direvisi dari sebelumnya 'Pengamat Intelijen Curigai Kolaborasi PKS dan HTI'.


Pengamat intelijen Robi Sugara menilai Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memakai tameng agama dan menunggangi gerakan #2019Ganti untuk mempertahankan eksistensinya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News