Pengamat: Jokowi Bisa Dituding Gagal Melindungi Rakyat

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno meyakini, kubu pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno bakal menjadikan isu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) sebagai instrumen, untuk menggerus elektabilitas pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Apalagi, jika pemerintah tidak mampu mengendalikan melemahnya nilai tukar rupiah dalam waktu dekat. Maka, isu yang mengemuka bakal terus digoreng, karena dinilai cukup seksi memengaruhi pilihan masyarakat.
"Tudingan yang muncul, bisa saja pemerintah dinilai gagal melakukan proteksi terhadap ekonomi rakyat," ujar Adi kepada JPNN, Jumat (7/9).
Meski demikian, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini meyakini, melemahnya nilai tukar rupiah tidak secara otomatis menguntungkan kubu pasangan capres yang diusung Gerindra, PKS, PAN dan Partai Demokrat tersebut.
"Pasalnya, kondisi yang terjadi tak ada kaitannya dengan kebijakan politik Prabowo-Sandi," ucapnya.
Menurut pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini, kondisinya akan berbeda jika pasangan Prabowo-Sandi pernah melakukan langkah terobosan menangani melemahnya nilai tukar rupiah. Pengalaman itu kemudian menjadi rujukan progam yang akan diambil, jika nantinya terpilih di Pilpres 2019.
"Jadi, kalau sekarang ini kesannya kubu Prabowo-Sandi hanya menerima bola mentah, karena pemerintah kurang tangkas mengantisipasi gejolak rupiah," pungkas Adi.(gir/jpnn)
Tudingan yang muncul, bisa saja pemerintahan Jokowi dinilai gagal melakukan proteksi terhadap ekonomi rakyat
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Prabowo: Saya Dibilang Presiden Boneka, Dikendalikan Pak Jokowi, Itu Tidak Benar
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan