Pengamat: Ketum PSSI Harus Bebas Ambisi Politik  

Pengamat: Ketum PSSI Harus Bebas Ambisi Politik  
PSSI. Ilustrasi Foto: Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Figur calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih dinantikan para pencinta sepak bola. Banyak kriteria yang mesti dipenuhi agar ketua umum baru bisa mengemban tugas dengan profesional.

Beberapa nama calon bermunculan untuk menggantikan Edy Rahmayadi. Mulai dari Ketua TKN Erick Tohir, Akademisi Hendri Satrio, Ketua KSP Moeldoko, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Pengamat hukum olah raga Eko Noer Kristiyanto mengatakan, masalah kriteria yang terpenting track record-nya bersih, baik di sepak bola ataupun di catatan kriminal nasional. Selain itu, masalah integritas dan sang calon tidak menjadikan jabatannya sebagai pendukung ambisi politiknya.

Baca juga: Exco PSSI Anulir Putusan Komdis untuk Yuli Sumpil, Begini Alasannya

"Seperti Edy Rahmayadi ini kan terbuktilah. Dia itu mantan ketua umum PSSI, tapi ternyata dijadikan modal buat mencalonkan diri di Sumatera Utara. Karena kalau tujuannnya dia di PSSI ya sudah, ngapain dia nyalonin jadi gurbernur, jadi tujuan besarnya ternyata dia adalah kepala daerah," ucap Eko dalam siaran tertulis, Jumat (1/3).

Nah, dari nama-nama kandidat tersebut, mereka sangat dekat dengan Presiden RI Joko Widodo. Sebenarnya apa peran sang kepala negara dalam organisasi PSSI?

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Dorong Anak Muda Pimpin PSSI

Eko menegaskan, PSSI sebenarnya hanyalah komunitas yang tidak dikendalikan langsung negara. Sosok wasitlah yang berperan di sini. Presiden sebenarnya tidak boleh ikut campur urusan organisasi sepak bola.

Banyak kriteria yang mesti dipenuhi agar ketua umum PSSI baru bisa mengemban tugas dengan profesional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News