Pengamat: Netralitas TNI Jangan Dipertaruhkan di Pilpres 2009
Senin, 01 Juni 2009 – 22:28 WIB
JAKARTA - Tiga pasangan capres-cawapres yang dipastikan bakal bertarung, semuanya melibatkan mantan petinggi TNI. Melihat ini, pengamat pun berharap TNI tidak mempertaruhkan netralitasnya dengan mendukung diam-diam salah satu capres-cawapres.
Hal ini ditegaskan oleh pengamat militer MT Arifin, Senin (1/6). Menurutnya, tekad bersikap netral TNI itu, berpeluang dirusak oleh pemilik kekuasaan. Makanya, Arifin pun menilai harus ada kontrol terhadap pihak-pihak yang mampu menggerakkan militer untuk kepentingan politik. "Selama ini kan yang menggerakkan militer adalah yang punya kekuasaan," katanya.
Baca Juga:
Arifin mengharapkan agar orang yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dapat melepaskan hak eksekutifnya (dalam) memberi komando kepada militer. "Selama rezim Orde Baru, TNI dijadikan mesin politik penguasa, bersama birokrasi sipil dan Golkar. Tiga pilar ini menopang rezim Orba Soeharto selama 32 tahun lebih. Jangan sampai kembali lagi ke masa itu," pintanya.
MT Arifin juga meminta Mabes TNI mewaspadai realitas purnawirawan yang sudah terang-terangan menyampaikan dukungan pada capres-cawapres tertentu. Pasalnya, kondisi itu berpeluang menyeret netralitas TNI ke posisi negatif. Ia pun mengakui, ada sebagian kalangan yang mencemaskan terjadinya operasi berpola intelijen sebagaimana terjadi dalam pemilu legislatif kemarin.
JAKARTA - Tiga pasangan capres-cawapres yang dipastikan bakal bertarung, semuanya melibatkan mantan petinggi TNI. Melihat ini, pengamat pun berharap
BERITA TERKAIT
- Tak Ada yang Tertarik Maju Pilgub Kalsel Lewat Jalur Perseorangan
- Pilkada Jatim 2024, Rawan Terjadi Pelanggaran di Semua Wilayah
- 40 Bakal Calon Kada Daftar ke Gerindra untuk Pilkada di Aceh
- Pilkada Bogor 2024, PKS Sodorkan 2 Nama ke Gerindra
- Pengawas Pilkada Penting Mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan
- Lulus Verifikasi PPS, 602 Orang Segera Ikuti Ujian CAT