Pengamat: Netralitas TNI Jangan Dipertaruhkan di Pilpres 2009

Pengamat: Netralitas TNI Jangan Dipertaruhkan di Pilpres 2009
Pengamat: Netralitas TNI Jangan Dipertaruhkan di Pilpres 2009
JAKARTA - Tiga pasangan capres-cawapres yang dipastikan bakal bertarung, semuanya melibatkan mantan petinggi TNI. Melihat ini, pengamat pun berharap TNI tidak mempertaruhkan netralitasnya dengan mendukung diam-diam salah satu capres-cawapres.

Hal ini ditegaskan oleh pengamat militer MT Arifin, Senin (1/6). Menurutnya, tekad bersikap netral TNI itu, berpeluang dirusak oleh pemilik kekuasaan. Makanya, Arifin pun menilai harus ada kontrol terhadap pihak-pihak yang mampu menggerakkan militer untuk kepentingan politik. "Selama ini kan yang menggerakkan militer adalah yang punya kekuasaan," katanya.

Arifin mengharapkan agar orang yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dapat melepaskan hak eksekutifnya (dalam) memberi komando kepada militer. "Selama rezim Orde Baru, TNI dijadikan mesin politik penguasa, bersama birokrasi sipil dan Golkar. Tiga pilar ini menopang rezim Orba Soeharto selama 32 tahun lebih. Jangan sampai kembali lagi ke masa itu," pintanya.

MT Arifin juga meminta Mabes TNI mewaspadai realitas purnawirawan yang sudah terang-terangan menyampaikan dukungan pada capres-cawapres tertentu. Pasalnya, kondisi itu berpeluang menyeret netralitas TNI ke posisi negatif. Ia pun mengakui, ada sebagian kalangan yang mencemaskan terjadinya operasi berpola intelijen sebagaimana terjadi dalam pemilu legislatif kemarin.

JAKARTA - Tiga pasangan capres-cawapres yang dipastikan bakal bertarung, semuanya melibatkan mantan petinggi TNI. Melihat ini, pengamat pun berharap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News