Pengamat Pasar Uang Beberkan Penyebab Kurs Rupiah 'Loyo' Terus

Dia menyebutkan, The Fed telah memberlakukan aturan untuk mendorong pinjaman bank ketika rumah tangga dan bisnis Amerika dirugikan oleh penguncian.
Rully membeberkan indeks USD terakhir naik 0,1 persen menjadi 91,906.
"Indeks USD turun tajam setelah pengumuman The Fed tentang sikap kebijakan longgarnya pada Rabu lalu," beber dia.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik pada Jumat (19/3) setelah keputusan The Fed tentang aturan leverage (modal), tetapi tergelincir di sore hari menjadi 1,726 persen.
"Imbal hasil mencapai tertinggi dalam lebih dari satu tahun di 1,754 persen pada sesi sebelumnya," kata dia.
Pada minggu ini, kata dia, The Fed berjanji untuk melanjutkan stimulus moneter yang agresif.
Rully mengatakan, hal itu karena lonjakan inflasi jangka pendek akan terbukti sementara di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS terkuat dalam hampir 40 tahun.
"Sementara itu dari dalam negeri masih minim sentimen positif bagi rupiah," ujar Rully.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah.
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Nilai Tukar Rupiah Melemah, HPM Optimistis Bisa Jaga Harga Mobil
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Rupiah Berpeluang Menguat Lagi Hari Ini, Begini Kata Analis
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD