Pengamat: Pemerintah Harus Belajar Cara Menghargai Guru dari Singapura

Pengamat: Pemerintah Harus Belajar Cara Menghargai Guru dari Singapura
Ilustrasi guru. Foto: dok/Radar Malang

Perbedaannya, mereka melakukannya dengan lebih sistematis. Peran pemerintah pusat atau lokal lebih membuat regulasi yang tidak bertentangan dengan prinsip kemerdekaan itu, serta membangun iklim kondusif bagi guru untuk berani dan kreatif dalam mengajar. 

"Pemerintah pusat atau lokal tidak merasa yang paling tahu, dan memberi tahu dengan cara memerintah dan mengontrol. Karena proses pendidikan tidak terjadi di ruang rapat komite atau gedung legislatif," ucapnya. 

Pendidikan, kata Rizal, terjadi di ruang kelas dan sekolah-sekolah. Yang melakukannya adalah para guru dan murid, maka pemerintah harus mengembalikan role serta wewenang itu pada guru-guru dan kepala sekolah. 

Sayangnya, banyak kebijakan yang ada sekarang didasarkan pada konsep pendidikan yang mekanik. Seakan-akan pendidikan adalah sebuah proses industri yang dapat ditingkatkan hanya dengan diseragamkan, menuntut kepatuhan melalui data rigid. (esy/jpnn)

Pengamat pendidikan dari UGM Muhammad Rizal menilai profesi guru di negara-negara maju sangat diprioritaskan berbeda dengan di Indonesia.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News