Pengampunan Presiden

Oleh Dahlan Iskan

Pengampunan Presiden
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Trump tidak mau seperti itu. Maka hakim agung yang ia inginkan pun disetujui oleh Senat yang memang dikuasai oleh Partai Republik: Amy Coney Barrett.

Baca Juga:

Dalam hal itu Trump manusia beruntung. Selama empat tahun menjadi presiden ia mendapat kesempatan memproses tiga hakim agung baru. Maka Mahkamah Agung Federal Amerika Serikat kini dikuasai hakim yang beraliran konservatif.

Dari situ media membayangkan masih akan banyak ''kegilaan'' lain yang bisa dilakukan Trump pada injury time. Toh, seperti di sepak bola, gol di saat injury time tetaplah gol.

Dengan menguasai Mahkamah Agung maka inilah agenda yang bisa dipaksakan oleh Trump. Pun kalau ia kalah. Apalagi kalau menang.

1. Membalas dendam lamanya kepada Barack Obama. Terutama soal jaminan kesehatan yang begitu populer dengan sebutan Obama Care.

Trump terus ingin membatalkan Obama Care, tetapi rakyat begitu menyukainya. Obama dianggap punya konsep jitu menyelesaikan problem kesehatan rakyat Amerika.

Belum pernah ada konsep jaminan kesehatan sebaik itu sejak Amerika merdeka. Namun itulah yang dianggap Trump sebagai jaminan kesehatan sosialis.

Kalangan kapitalis selalu mengecam: kok orang miskin yang malas, yang sebelumnya pun memang sudah sakit-sakitan, mendapat jaminan kesehatan.

Saya ingat di hari-hari akhir masa jabatan Presiden SBY. Para menteri dilarang mengambil keputusan penting.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News