Pengebom Gereja Sempat Bilang Sudah Insaf

Pengebom Gereja Sempat Bilang Sudah Insaf
Juhanda yang diduga menjadi pelaku pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda. Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST/JPNN.com

Biasanya, setiap ada ibadah, dia selalu berdiri di seberang jalan gereja bersama Babinkamtib dan Babinkamtibmas. Tetapi tidak pada Ahad kemarin.

Dirinya kaget lantaran menerima kejadian tragis tersebut melalui orang lain. Ketika sampai di lokasi, kerumunan warga telah ramai.

Pengeboman gereja kemarin bertepatan dengan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) III Korpri Nasional.

Tempat ibadah yang dijadikan sasaran bom merupakan gereja tua. Gereja Oikumene dibangun pada 1981 merupakan wadah beribadah empat jemaat dari gereja yang berbeda.

Umat yang memakai gereja itu yakni Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI), dan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).

Dalam sepekan, selalu ada yang menggunakan Gereja Oikumene untuk beribadah.

“Minggu yang paling banyak,” terang Pendeta Simeon dari GPDI.

Ibadah pertama pada ahad pagi diawali GKJI dari pukul 06.00–07.30 Wita.

SAMARINDA – Kejadian pengeboman dengan molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan Ilir, Samarinda, Kaltim, sebenarnya sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News