Pengembangan Sensitivitas Spiritual Dalam Pendidikan Modern

Pengembangan Sensitivitas Spiritual Dalam Pendidikan Modern
Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara Jakarta Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Pengembangan dengan pendekatan sensitivitas spiritual dalam pendidikan modern merupakan aspek krusial yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai moral siswa.

Pendekatan demikian mendorong individu untuk lebih sadar akan keberadaan diri, hubungan dengan sesama, dan alam semesta, sehingga mampu mengembangkan empati, toleransi, dan integritas.

Agama dalam praksis dibedakan dengan pengertian mendasar mengenai spiritualitas. Dalam analisis Tirri (2009), agama dan spiritualitas, meskipun sering digunakan secara bergantian, memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami.

Agama lebih terstruktur dan kolektif, berfokus pada praktik dan doktrin yang ditentukan oleh institusi keagamaan.

Sebaliknya, spiritualitas lebih personal dan fleksibel, berpusat pada pengalaman dan pencarian makna individu.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih menghargai bagaimana setiap orang mengejar kehidupan spiritual yang bermakna, baik melalui jalur keagamaan maupun non-keagamaan.

Spiritualitas dalam tulisan ini dieksplorasi dalam kerangka pendidikan, psikologi, dan sosiologi, menunjukkan pentingnya pengembangan spiritualitas di kalangan generasi muda. Dalam dunia pendidikan, spiritualitas menjadi makin penting mengingat makin tingginya tawaran nilai yang perlu dimaknai secara rohani.

Pengembangan spiritualitas dapat membantu generasi muda menemukan makna hidup, mengatasi tantangan emosional, dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.

Pengembangan dengan pendekatan sensitivitas spiritual dalam pendidikan modern merupakan aspek krusial yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News