Pengetahuan Kepemiluan Penyelenggara Pemilu Masih Rendah
jpnn.com, JAKARTA - Pakar Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintah Universitas Gadjah Mada (UGM) Abdul Gaffar Karim mengatakan pemahaman kepemiluan penyelenggara pemilu di Indonesia masih rendah.
Karena itu, para pemangku kepentingan perlu untuk terus meningkatkan pemahaman para penyelenggara, terutama yang bertugas di lapangan.
"Kurangnya pengetahuan yang terstruktur dan kompetensi para pihak penyelenggara pemilu, telah menjadi persoalan dalam kesuksesan penyelenggaraan pemilu di Indonesia," ujar Abdul Gaffar Karim.
Dia mengatakan hal tersebut pada Seminar Internasional Tata Kelola Pemilu yang digelar di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (29/3).
Seminar mengangkat tema 'Electoral Governance in Indonesia: Adopting Technology, Promoting Transparency, and Enhancing Integrity'.
Abdul Gafur menilai para pemangku kepentingan perlu menyediakan kesempatan pendidikan tinggi tentang tata kelola pemilu bagi para penyelenggara pemilu.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra mengatakan pengetahuan dan kompetensi penyelenggara pemilu terkait dengan tata kelola pemilu memang menjadi hal yang perlu ditingkatkan, agar pesta demokrasi dapat diselenggarakan dengan lebih baik.
Menurutnya, KPU telah meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tata kelola pemilu penyelenggara sejak 2015 lalu.
Pakar ilmu politik menilai pengetahuan kepemiluan penyelenggara pemilu di Indonesia masih rendah.
- Bersaksi di Persidangan, Wahyu Mengaku Tak Punya Bukti Terima Uang dari Hasto
- Digeruduk Sekelompok Massa, UGM Beberkan Bukti & Mengakui Jokowi sebagai Alumnusnya
- Guru Besar UGM Terbukti Melakukan Kekerasan Seksual
- Ketua KPU Ungkap Kebutuhan Anggaran RP 486 Miliar Buat PSU Pilkada
- Selama 2024, DKPP Pecat 66 Penyelenggara Pemilu
- Awan Capung