Penggunaan QRIS dan Digitalisasi Pembayaraan Perluas Akses Penjualan Produk

Selaras dengan data yang ada, saat ini sektor terbesar yang menggunakan metode pembayaran QRIS adalah pedagang eceran, khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman, dengan kontribusi sebesar 35,9 persen.
Disusul oleh sektor restoran dan hotel yang menyumbang 16,93 persen, serta jasa rumah tangga dan lain-lain seperti salon kecantikan, periklanan, dan komunikasi yang turut mendukung pertumbuhan transaksi ini.
Indra, Direktur PT TDC mengatakan kekuatan aplikasi keuangan digital terletak pada kemudahan mengakses, mempelajari, fitur, dan gratis.
Jika aplikasi sudah memenuhi kriteria itu, maka peluang pengunaanya semakin luas yang tentunya berdampak juga pada perluasan akses produk ke konsumen.
“Aplikasinya misalnya sulit untuk digunakan atau berbayar saat diunduh, itu akan membuat calon pengguna akan mundur. Karena itu kami mengeluarkan aplikasi Posku Lite yang mudah di unduh, gratis dan mudah dipakai. Ketika sudah digunakan, maka perluasan akses produk menjadi jaminan, ” ujar Indra.
Hal lain yang patut menunjang dan menjadi daya tarik yang kuat sebuah aplikasi adalah kemudahan pengunaan fiturnya.
Fitur Kasirku di Posku Lite, contohnya, yang merupakan fitur utama untuk berjualan.
Dengan fitur itu, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer.
Menurut Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat, perkembangan transaksi digital telah memperluas akses produk, mempermudah transaksi dan meningkatkan efisiensi
- Ketum HIPPI Jaksel Apresiasi Langkah Berani BI Perluas Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat
- Prabowo Bakal Digitalisasi Sekolah, Siswa Bisa Belajar Dari Layar Televisi
- Azka Aufary Ramli Ajak Pengusaha dan Pekerja Berkolaborasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan
- GCG dan Digitalisasi Jadi Kunci BUMD Makin Berkembang
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM