Pengungsi Gempa di Mamuju Keluhkan Mahalnya Harga LPG 3kg

Pengungsi Gempa di Mamuju Keluhkan Mahalnya Harga LPG 3kg
Masyarakat korban gempa masih bertahan di sejumlah titik di kota Mamuju, Minggu (24/01/2021). Foto: ANTARA Foto/M Faisal Hanapi

jpnn.com, MAMUJU - Para pengungsi pascagempa yang ada di empat lokasi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluhkan mahalnya harga LPG 3 Kg yang dijual seharga Rp 28.000 per tabung.

Salah seorang pengungsi di Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju Ardi Basir mengatakan kenaikan harga LPG 3 Kg itu jauh di atas harga normal.

"Pascagempa gas LPG tiga kilogram di Kecamatan Tapalang harganya naik mencapai Rp 28.000. Ini sangat membebani para pengungsi yang sedang dilanda bencana," kata Ardi Basir di Mamuju, Rabu (3/2).

Menurut Ardi, semestinya para pengecer LPG tidak mencari untung di tengah bencana. Seharusnya mereka membantu dengan menetapkan harga gas sesuai aturan yang berlaku.

Dia berharap pihak berwenang bisa mengawasi penjualan LPG 3 Kg sehingga tidak merugikan masyarakat yang masih terdampak bencana.

Sementara itu, harga LPG 3 Kg di Kota Mamuju masih normal dan tidak mengalami kenaikan, yakni di harga Rp18.000.

"Di Kota Mamuju masih stabil. Sepertinya di pelosok Mamuju harga LPG dipermainkan pengecer yang mengambil untung karena tidak terpantau pemerintah," ungkap Amrin, warga Kota Mamuju.

Diketahui, jumlah pengungsi di Sulbar secara keseluruhan mencapai 91.003, di mana sebanyak 58.123 orang di antaranya berada di Kabupaten Mamuju.

Pengungsi gempa Sulbar meminta pemerintah mengawasi kenaikan harga LPJ 3 kg di lokasi terdampak bencana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News