Pengungsi Minta Bilik Asmara

Pengungsi Minta Bilik Asmara
Pengungsi Minta Bilik Asmara
Seperti yang disampaikan Sur, 40, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang. Kebetulan istrinya sedang hamil lima bulan. "Mau bagaimana lagi, Mas. Namanya juga di tempat darurat. Tentu tidak bisa melakukan hubungan intim di sini. Kalau pulang, juga tidak akan tenang sehingga saya hanya dapat menahan keinginan tersebut," ungkapnya.

Harapan para pengungsi mendapatkan bilik asmara ternyata belum bisa segera terealisasi. Sebab, Satkorlak Penanggulangan Bencana Klaten (PB) memang belum merencanakan pembuatan bilik tersebut.

Seperti yang disampaikan Bupati Klaten Sunarna kemarin saat meninjau pengungsi di Desa Keputran. Dia menegaskan, bilik asmara dibuat jika waktu mengungsi berlangsung sebulan atau dua bulan. Namun, saat ini hal itu belum menjadi kebutuhan mendesak. "Kan di sekitar pengungsian mereka memiliki saudara atau teman. Tinggal disampaikan saja keinginan untuk meminjam tempat, selesai. Kami belum akan membuat bilik asmara," ungkapnya.

Dia menambahkan, kebutuhan biologis tersebut diakui penting. Namun, Sunarna meminta pengungsi menahan untuk beberapa hari ke depan hingga status Merapi sudah  diturunkan. "Kalau memang sudah kebelet, bisa meminjam rumah warga sekitar. Pengungsi harus dapat menyesuaikan dengan kondisi darurat yang ada sekarang," katanya. (oh/nan/jpnn/c4/iro)

PASOKAN logistik bagi para pengungsi Gunung Merapi dinyatakan aman. Namun, masalah di barak pengungsian Klaten belum juga berakhir. Sebab, banyak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News